Haqiqat Iman

Dalam pemilik pengetahuan, ada panggilan dan kehendak Tuhan,
Dalam iman, ada perjalanan yang kian mendaki,
Dalam pengetahuan, ibarat cawan, suatu saat kita tumpahkan dan disaat lain kita isi,
Dalamnya samudera, pun menyimpan ketenangan dan air yang bergolak,
Dalam waktu, menyimpan dua kemisterian, suatu saat mencelakakan, dan saat yang lain mengembirakan,
Pun hidup manusia menyimpan dua nasib, yang satu mengantarkannya pada puncak keindahan, dan disaat yang lain menghempaskan dalam kesunyian,
Jiwa akam memetik apa yang kau katakan, inilah saksi yang bijak untuk merenungi kemampuanmu, karena ketajaman pikiran adala sebuah anugerah,
Dan aku, mendaki sebuah puncak, tanpa bertumpu pada kakiku, puncak yang membumbung tinggi bagi yang lain, kecuali aku, itu adalah bahaya yang teramat besar,
Dan aku tenggelam didasar samudera, tanpa kakiku berada disana,
Hanya semangatku yang merasakannya, hanya jiwaku yang menikmati,
Karena dasarnya adalah batu kerikil yang berpasir, tidak tergapai oleh tangan kita,
Hanya kesadaran diri yang dapat merebutnya,
Aku mabuk tanpa membuka mulutku, inilah air yang telah diminum oleh mulut kita,
Karena jiwaku pada dasarnya dahaga, sekalipun tubuhku sebelum dibentuk tertipu disana,
Sesungguhnya aku adalah seorang anak yatim, dan aku mempunyai ayah yang hatiku rindukan karena kepergiannya, dan aku tidak pernah hidup dalam kesusahan,
Orang buta...!, aku melihat semangat yang tulus, aku peka, dan ungkapan-ungkapan itu milikku,
Jika aku menggenggamnya, aku dapat mengubahnya,
Pengendali dalam persahabatan, mengetahui apa yang kuketahui,
Merekalah teman-temanku, merekalah yang memiliki bakat, kebajikan yang berpadu dalam diri mereka,
Jiwa-jiwa mereka diwakili oleh masing-masingnya,
Pada mulanya manusia, lalu mereka seperti matahari, sedang waktu seperti jalan setapak yang terhalang bayangan gunung berapi.

Al-Hallaj

0 Response to "Haqiqat Iman"

Posting Komentar

To Top Page Up Page Down To Bottom Auto Scroll Stop Scroll