aroma kemiskinan menusuk sanubariku
ketika kaubaringkan tubuhmu dengan rambut tergerai panjang di ranjang
(api terus menjilat-jilat dalam ruang)
oi, betapa mulusnya tubuhmu, licin bagai lilin dan sempurna bagai pagatan seniman. cahaya pun berdenyut di pembaringan. dan dengan sekali hentakan
seluruh tubuhmu terkupas di tangan
(api terus menjilat-jilat dalam ruang)
asap kemudian mengepul dalam saat-saat
mendebarkan. tubuhmu pun segera menghitam
bagai wajah kemiskinan yang kadang-kadang terasa lezat untuk dihidangkan
(api lantas padam dalam ruang)
Ahmadun Y Hervanda
'92
0 Response to "SAJAK JAGUNG BAKAR II"
Posting Komentar